Selasa, 09 April 2013

MAKALAH BIOLOGI PERAIRAN


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Secara ekonomis usaha budidaya ikan sangat menguntungkan dan juga sangat mendukung bagi pemenuhan gizi masyarakat. Sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan manfaat ikan, maka tingkat kebutuhan akan daging ikan semakin meningkat.Ketersediaan sumberdaya perairan yangluas dan sumberdaya manusia yang melimpah merupakan modal dasar untuk meningkatkan dan mengembangkan pembangunan perikanan di Indonesia.
            Ikan mas (Cyprinus carpio) banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak, gurih dan mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1981), ikan mas mengandung protein 4,5 gram, karbohidrat 23,1 gram, dan lemak 0,2 gram. Selain itu mengandung kalori, fosfor (P) 134 mg, kalsium (Ca) 42 mg, besi (Fe) 1 mg, Vitamin B1 0,22 mg dan air sebanyak 71 mg. Tidak mengherankan bila minat masyarakat untuk mengosumsi ikan mas semakin meningkat seiring dengan peningkatan taraf hidup masyarakat.
            Budidaya ikan mas semakin berkembang dan diminati oleh masyarakat untuk di kembangkan dalam bentuk usaha, baik itu usaha pembenihan maupun pembesarannya. Ikan mas mas termasuk ikan konsumsi yang tergolong mudah dalam pemeliharaannya karena cenderung bersifat adaptif (mudah menyesuaikan diri) terhadap lingkungannya, pertumbuhannya cepat, dan tahan terhadap berbagai jenis penyakit serta mempunyai peluang usaha yang potensial untuk dimanfaatkan dan dikembangkan.
B. Tujuan
Adapun tujuan daripada praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui teknik pembenihan ikan mas (Cyprinus carpio) yang baik dan tepat.
2. Untuk mengetahui Seksualitas ikan/Sex Ratio .
3. Untuk mengetahui TKG Ukuran Pertama
4. Untuk mengetahui GSI Pada ikan
5. Untuk Mengetahui Falenditas dan Frekuensi Pemijahan.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi Ilmiah
Berdasarkan Taksonominya Ikan Mas dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Familia : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio





C. Morfologi
            Secara morfologis, tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak. Mulut terletak diujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (proktaktil), bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik. Hanya sebagian kecil saja.ubuhnya yang tidak tertutup oleh sisik. Sisik ikan mas berukuran relatif besar dan digolongkan dalam sisik tipe sikloid. Selain itu, tubuh ikan mas juga dilengkapi dengan sirip.







BAB III
PEMBAHASAN
1. Memilih calon induk ikan mas
            Keberhasilan usaha budidaya ikan dipengaruhi kesediaan benih ikan, baik kuantitas maupun kualitasnya. Untk menghasilan banih ikan yang berkualitasbaik, harus tersedia induk yang baik pula. Selain itu untuk menghasilkan benih dalam jumlah cukup induk ikan yang berkualitas baik biasanya memeiliki kemampuan meghasilkan telur yang relatif banyak. Umumnya fekunditas induk ikan mas adalah 15-20% dari berat tubuh.
            Pemilihan calon induk ikan dilakukan sejak ikan berukuran benih. Pemilihan calon induk tersebut didasarkan pada ikan yang pertumbuhannya lebih cepat dan memilki morfologi normal. Benih yang sudah terpilih dipelihara pada kolam yang terpisah dari ikan lainnya. Selanjutnya calon induk ikan tersebut dipilih secara berthap, sehingga jumlah dan kualitas calon induk sesuai dengan yang diinginkan. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan calon induk ikan adalah antara calon induk betina dengan calon induk jantan tidak boleh berasal dari satuketurunan.
Ciri-ciri calon induk ikan mas yang baik:
- Dalam keadaan sehat dan tidak cacat
- Memiliki sisik yang tersebar teratur dan berukuran relatif besar
- Pada bagian tubuh tidak terdapat luka
- Pangkal ekor relatif lebar dan terlihat kokoh
- Tubuh relatif panjang
- Perut relatif lebar dan datar
- Tubuh tidak keas dan tidak lembek
- Kepala relatif kecil
- Punggung relatif tinggi
Untuk memperoleh calon induk ikan mas, seleksi dilakukan sejak ikan masih berukuran 5-8 cm atau 8-12 cm. Calon induk yang dipelihara tersebut dipelihara secara terpisah dari ikanmas lainnya. Selanjutnya, setelah ikan cukup besar dilakukan seleksi lagi berdasarkan ciri-ciri sekunder.



Ciri-ciri induk ikan mas yang baik :
a. Jantan
- Sehat dan tidak terdapat cacat
- Sisik teratur
- Gerakan lincah
- Lubang kelamin tidak menonjol
b. Betina
- Kepala relatif kecil dan bentuknya agak meruncing
- Badan tebal dan berpunggung tingi
- Sisik teratur rapi
- Sirip dada halus
- Batang ekor lebar dengan sirip ekor lebih terbuka
Kriteria calon induk ikan mas
Betina Jantan
- Sirip dada relatif pendek, lunak dan jari-jari luar tipis
- Lapisan dalam sirip dada licin
- Badan bagian perut melebar
- Tubuh lebih tebal dibandingkan ikan jantan
- Lubang kelamin menonjol - Sirip dada relatif panjang dan jari-jari luar tebal
- Lapisan dalam sirip dada kasar
- Badan bagian perut tidak melebar
- Tubuh lebih tinggi dan ramping dibanding ikan betina
- Lubang kelamin tidak meneonjol




2. Pengertian Gonad
            gonad pada vertebrata adalah organ-organ dalam dua tunas, sebagai tambahan pada reproduksi utama gamet jantan dan betina. Gonad dapat berfungsi untuk mengontrol karakterisrik seks sekunder. Struktur dan bentuk biasanya tidak terkonsep pada awal produksi sel, tetapi dengan fasilitas fertilisasi gamet jantan dan betina. Karakteristik seks sekunder mencakup kebanyakan struktur ekstuagonadal dan kebiasaan pada setiap seks turunan.
Ø  Ciri Induk Jantan yang Matang Gonad
            ciri-ciri ikan lele jantan yang matang gonad adalah proporsi kepala jantan lebih kecil dibanding dengan betina, warna kulit dada jantan lebih kusam dibanding betina, kelamin jantan menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak dibelakang anus, dengan warna kemerahan, gerakan induk jantan lebih lincah dibandingkan ikan lele betina. Serta kulit jantan lebih halus dibandingkan betina muncul bintik-bintik kecil di sekitar sirip dorsal.
Ø  Ciri Induk Betina yang Masak Telur
            Tanda-tanda induk betina yang baik yaitu warna terang, perut membulat, badan relatif panjang, susunan sisiknya teratur, umur 3-10 tahun. Hasil yang baik berumur 5-10 tahun. Dan tanda-tanda induk betina yang sudah saatnya memijah adalah bagian perut dibelakang sirip dada kelihatan menggembung jelas sekali dan sisik kelihatan agak terbuka.
Ø  Anatomi Sistem Reproduksi Jantan
            struktur testes terdiri dari rongga-rongga yang tidak teratur dan banyak sekali, terdiri atas tubula longitudinalis. Didalam tubuh terdapat cyste seminiferis. Didalam cyste-cyste ini terdapat sel penghasil sperma. Sel-sel penghasil sperma ini dikelilingi oleh sel-sel sertoli yang berfungsi nutritif. Diluar tubulus terdapat sel-sel interstitial yang berfungsi sebagai endokrin.
            Sebelum sampai pada lubang pelepasan (urogenital pore), spermatozon yang berasal dari testes terlebih dahulu melalui vasa efferentia, epididymis, vasa defferentia, seminal vesikel, urogenital sinus dan urogenital papilla pada (handrichthyes). Pada sisi seminal vesikel terdapat kantong sperma 
Ø  Anatomi Sistem Reproduksi Betina
            ovarium ikan berbentuk longitudinal seperti agar-agar jernih dan berbintik-bintik berisi sel telur atau ova. Biasanya jumlah sepasang. Dari ovarium sel telur keluar melalui saluran yang disebut oviduct.
v  Tingkat Kematangan Gonad Jantan
·         TKG Menurut Tester dan Takata
I. Tidak masak: Gonad sangat kecil seperti benang dan transparan. Penampang gonad pada ikan jantan pipih dengan warna keabu – abuan, penampang pada ikan betina bulat dengan warna kemerah – merahan.
II. Permulaan masak: gonad mengisi ¼ rongga tubuh. Warnanya pada ikan jantan keabuan atau putih, bentuknya pipih, sedangkan ikan betina warnanya kemerah – merahan atau kuning dan bentuknya bulat. Telur tidak nampak.
III. Hampir masak: Gonad mengisi ½ rongga tubuh. Gonad pada ikan jantan berwarna putih, pada betina berwarna kuning. Bentuk telur tepat melalui dinding ovarium.
IV. Masak: gonad mengisi ¾ rongga tubuh. Gonad ikan jantan berwarna putih berisi cairan berwarna putih, kadang – kadang dengan tekanan halus pada perutnya da yang menonjol pada lubang pelepasannya.
V. Salin: hampir sama dengan tahap kedua dan sukar dibedakan. Gonad jantan berwarna putih, kadang – kadang dengan bintik coklat. Gonad betina berwarna merah, lembek dan telur tidak nampak.
·         Proses Pembentukan dan Perkembangan Gonad Jantan.
            Testes ikan ditopang secara memanjang oleh “mesenteries” dan di dalam testes tersebut terdapat tubulus-tubulus, dimana sepanjang tubulus berisi cyste-cyste seminiferousi yang dikelilingi oleh sel-sel certoli, cyste ini akan berdiferensiasi menjadi spermatogonium yang selanjutnya akan mengalami proses spermatogenesis menjadi spermatozoa 
·         Proses Pembentukan dan Perkembangan Gonad Betina.
            Oogonia adalah sel telur yang paling muda yang mulai berkembang dikelilingi oleh satu lapis sel granulosa yang mengelilinginya bersamaan dengan berkembangnya sel telur dan kemudian akan dipisahkan dengan sel telur oleh suatu lapisan hialin yang secara bertahap lapisan ini akan berubah dan disebut zona pellucida. Sel granulosa di luar zona pellucida ini bertanggungjawab dalam proses penghancuran sel telur, mekanisme kerjanya seperti capora lutea pada hewan mamalia 
·         Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Gonad Internal dan Eksternal.
beberapa faktor eksternal yang berperan penting bagi keberhasilan proses reproduksi adalah :
- Photo Periode
Photo periode diduga berpengaruh secara langsung terhadap mekanisme saraf yang menentukan waktu pemijahan bagi ikan laut.
- Suhu
Suhu juga berpengaruh terhadap waktu pemijahan, pematangan gonad dan keberhasilan pemijahan.
- Substrat Pemijahan
Jika substrat yang sesuai belum ditemukan maka ovulasi tidak akan terjadi.
- Ketersediaan Makanan
Pakan induk yang kekurangan asam lemak esensial akan menghasilkan laju pematangan gonad yang rendah. 
- Faktor Sosial (Hubungan antar periode)
            Pada beberapa spesies ikan ovulasi akan terhambat jika kepadatan ikan pada suatu perairan.
faktor internal yang mempengaruhi pemijahan adalah:
 pendorong dan penghambat hormon gonadotropin, gonadotropin pra ovulasi dan respon ovarium terhadap GTH (Gonadotropin Hormon).
            ketika ikan matang secara seksual, produksek sudah masak dan proses reproduksi akan terjadi. Banyak faktor yang mempengaruhi peristiwa ini. Kekuatan dalam bekerjanya dapat dikelompokkan secara kasar yaitu dari dalam ikan (intrinsik) dan dari sekitar (ekstrinsik). Faktor intrinsik antara lain kematangan seksual, kelahiran dan kematangan dari jenis ikan dan hereditasnya, makanan pilihan, fisiologi individu dan faktor lingkungan antara lain perubahan durasi penyinaran (photo period), suhu, kehadiran lawan jenis, arus, pasang, tahapan bulan dan kehadiran fasilitas spawning.
Ø  Gonad Somatik Indeks (GSI)
            Pengetahuan gonad somatik indeks (GSI) merupakan salah satu aspek yang memiliki peran penting dalam biologi perikanan, dimana nilai IGS digunakan untuk memprediksi kapan ikan tersebut akan siap dilakukannya pemijahan Nilai GSI tersebut akan mencapai batas kisaran maksimum pada saat akan terjadinya pemijahan.  Pemijahan sebagai salah satu bagian dari reproduksi merupakan mata rantai daur hidup yang menentukan kelangsungan hidup spesies. Penambahan populasi ikan bergantung pada keberhasilan pemijahan.
            Terdapat faktor-faktor utama yang mampu mempengaruhi kematangan gonad ikan , antara lain suhu dan makanan , tetapi secara relatif perubahannya tidak besar dan di daerah tropik gonad dapat masak lebih cepat. Kualitas pakan yang diberikan harus mempunyai komposisi khusus yang merupakan faktor penting dalam mendukung keberhasilan proses pematangan gonad dan pemijahan. Indeks Kematangan Gonad atau “Gonado somatic Index“ (GSI) akan semakin meningkat nilainya dan akan mencapai batas maksimum pada saat terjadi pemijahan. Pada ikan betina nilai IKG lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan. Adakalanya IKG dihubungkan dengan Tingkat Kematangan Gonad (TKG) yang pengamatannya berdasarkan ciri-ciri morfologi kematangan gonad, sehingga akan tampak hubungan antara perkembangan di dalam dengan di luar gonad. Nilai IKG akan sangat bervariasi setiap saat tergantung pada macam dan pola pemijahannya. Jadi itulah pentingnya GSI agar digunakan untuk memprediksi kapan ikan tersebut akan siap dilakukannya pemijahan Nilai IGS tersebut akan mencapai batas kisaran maksimum pada saat akan terjadinya pemijahan

3. Menentukan induk ikan mas yang siap memijah
Untuk menentukan induk ikan mas yang siap memijah terlebih dahulu harus mengetahui ciri seks primer dan sekunder. Ciri seks primer ikan dapat diketahui dengan melihat alat kelaminnya. Sedangkan ciri seks sekunder ikan dapat diketahui dengan melihat perubahan warna, sirip, sisik, bentuk kepala dan gerakannya.
Pemilihan induk yang siap memijah bertujuan untuk memperoleh ikan yang sehat, mengetahui jenis kelamin, dan tingkat kematangan gonad ikan
·         Tingkat Kematangan Gonad.
            Tingkat kematangan gonad adalah tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan setelah ikan itu memijah. Penentuan tingkat kematangan gonad pada ikan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penelitian mikroskofik dengan mengamati pertumbuhan sel – sel gonad dan penentuan berdasarkan keadaan dan ukuran gonad.
Untuk mengetahui tingkat kematangan gonad dapat dilihat dari beberapa parameter sebagai berikut :
BETINA JANTAN
- Bentuk ovarium - Bentuk testes
- Besar Kecilnya Ovarium - Besar Kecilnya testes
- Pengisian ovarium dalam rongga tubuh - Pengisian testes dalam rongga tubuh
- Warna ovarium - Warna testes
- Halus tidaknya ovarium - Keluar tidaknya cairan dari testes
- Ukuran telur dalam ovarium.
- Kejelasan bentuk dan warna telur.
- Ukuran garis tengah telur

Sedangkan untuk menentukan tingkat kematangan gonad parameter yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. TKG Pada Jantan.
• Belia: Tempat sperma bening seperti cuka, tidak berwarna keabuan.
• Belia Berkembang: Tempat sperma keruh, tembus cahaya, merah, keabuan dan kecil.
• Perkembangan I: Tempat sperma tidak tembus cahaya, kemerahan, kaya permbuluh darah.
• Perkembangan II: Tempat sperma putih hingga putih kemerahan dan puncak pembentukan sperma.
• Berentang: Tempat sperma tidak tembus cahaya, jika ditekan akan keluar testes yang liat dan sperma telah bsempurna.
• Matang sipa pijah: Tempat sperma tidak tembus cahaya, berwarna putih,jika ditekan mengalir seperti susu, terjadi puncak tingkatan masak sperma.
• Setengah Terpijah: Tempat sperma tidak tembus cahaya, berwarna sedikit kemerahan kalau ditekan spermannya akan keluar.
• Terpijah: Tempat sperma merah tua hingga abu – abu kemerahan, tidak ada sperma lagi, kaya pembuluh darah, lambat laun kembaqli seperti pada tingkat belia.
b. TKG Pada Betina.
• Dara: Ovarium sangat kecil dan terletak dibawah tulang punggung, tidak berwarna sampai abu – abu transparan, butir – butir telur tidak terlihat dengan mata biasa.
• Dara Berkembang: Ovarium jernih sampai abu – abu kemerahan, butir telur dapat terlihat menggunakan kaca pembesar.
• Perkembangan I: Ovarium berbentuk bulat telur, warna kemerahan, butir – butir telur mirip serbuk putih.
• Perkembangan II: Ovarium berwarna orange kemerahan.
• Bunting: Ovarium mengisi penuh ruangan rongga bawah, telur bulat dan jernih.
• Mijah: Telur keluar jika ditekan perutnya, kebanyakan telur jernih.
• Mijah Salin:Ovarium belum kosong sama sekali
• Mijah Salin: Ovarium kosong sama sekali
• Pulih Salin: Ovarium jernih sampai abu – abu kemerahan.

4. Pemijahan
1. Persyaratan Budi Daya Ikan Mas
            Di alam aslinya ikan mas hidup di perairan sungai, danau maupun genangan air lainnya yang berada pada ketinggian 150-600m dpl, dengan suhu air berkisar 20 derajat sampai 25 derajat celcius. Ikan mas termasuk hewan Omnnivora atau pemakan segala sehingga di alam makanan Ikan mas berupa daun-daunan, lumut, serangga, cacing dan lain sebagainya. Pada modelbudidaya ikan mas lingkungan pemeliharaan dibuat menyerupai alam aslinya.
            Model budidaya ikan mas bisa dipelihara dalam Kantong Jaring Apung, Kolam air deras, kolam tanah, kolam beton dan lain-lain tergantung ketersediaan lokasi. Makanan dalam budidaya ikan mas juga bermacam-macam mulai dari pemberian pakan alami sampai pemberian pelet buatan pabrik. Yang perlu diperhatikan adalah kualitas air pada media untuk budidaya ikan mas seperti PH air yang harus berada pada kisaran 7-8, kandungan oksigen terlarut yang cukup dan bebas dari kandungan zat kimia berbahaya.


2. Model Budi Daya Ikan Mas
            Peluang usaha budidaya ikan mas dapat dipilih sesuai kondisi dan keinginan. Ada beberapa peluang usaha dalam budidaya ikan mas ini yaitu pembibitan dan pembesaran ikan mas untuk keperluan konsumsi.
a. Usaha Pembibitan Ikan Mas
            Pembibitan ikan mas memiliki prospek yang cukup cerah, karena perputaran modal yang cukup cepat. Penyediaan bibit ikan mas dimulai dari burayak ikan mas baru saja menetas, burayak usia sekitar satu bulan, burayak usia dua bulan. Pada setiap usia ikan mas memiliki potensi ekonomi.
b.Persiapan induk Ikan Mas
            Induk ikan mas yang akan dipijahkan dipelihara di kolam khusus secara terpisah antara jantan dan betina. Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kandungan protein 25%. Dosis pemberian pakan ikan mas sebanyak 3% per bobot biomas per hari. Pakan tersebut diberikan 3 kali/hari. Ikan Mas betina yang diseleksi sudah dapat dipijahkan setelah berumur 1,5 – 2 tahun dengan bobot >2 kg. Sedangkan induk jantan berumur 8 bulan dengan bobot > 0,5 kg. Untuk membedakan jantan dan betina dapat dilakukan dengan jalan mengurut perut kearah ekor. Jika keluar cairan putih dari lubang kelamin, maka ikan mas tersebut jantan.
Ciri-ciri ikan mas betina yang siap pijah atau matang gonad adalah:
- Pergerakan ikan lamban
- Pada malam hari sering meloncat-loncat
- Perut membesar/buncit ke arah belakang dan jika diraba terasa lunak
- Lubang anus agak membengkak/menonjol dan berwarna kemerahan
Sedangkan ciri-ciri untuk ikan mas jantan gerakan lincah dan mengeluarkan cairan berwarna putih (sperma) dari lubang kelamin bila dipijit.
c. Pemijahan Ikan Mas
Untuk keberhasilan pemijahan ikan mas, ada beberapa syarat penting yang harus dipenuhi sesuai dengan kebiasaan berkembang biaknya. Ikan mas menghendaki air yang selalu barn untuk merangsang pemijahannya. Selain itu, harus selalu disediakan alat penempel telur setiap kali memijahkannya karena sifat telur ikan mas yang menempel.
1. Konstruksi kolam
            Kolam harus dibuat agar sirkulasi air dapat berjalan dengan lancar. Amara pintu air pemasukan dan pengeluaran terletak di sudut kolam berseberangan sehingga memungkinkan pergantian air pada seluruh bagian. Pintu pemasukan air harus selalu terletak di atas permukaan air tertinggi di kolam pemijahan itu sehingga pemasukan air mengocor. Hal ini bertujuan agar terjadi penambahan kandungan oksigen dalam air secara difusi. Sementara pintu pengeluaran air harus dibuat dengan sistem monik ataupun sifon yang memungkinkan air bagian bawah yang berkualitas kurang baik bersama kotoran-kotoran dapat terhanyut seluruhnya.
            Fungsi kolam pemijahan ikan mas ini hanya sebagai tempat mem*pertemukan induk jantan betina sehingga dapat dibuat dengan ukuran yang kecil, misalnya 3 m x 10 m atau 6 m x 10 m. Kolam pemijahan ini harus dibuat pada tanah yang keras, tetapi bukan merupakan cadas hidup. Hal ini untuk menghindari pengikisan pematang oleh aliran air dan teraduknya Lumpur dasar bila kolam terisi air nantinya.
            Dengan adanyalumpur yang melekat pada alat penempel telur, akan mengganggu daya tetas telur ikan tersebut karena lumpur akan menutupi dan menghambat pernapasan telur ikan tersebut.
             kolam yang terdiri dari tanah lunak yang cukup tebal akan menyebabkan pengeluaran air terganggu bila digali terlalu dalam karena dasar kolam lebih rendah dibandingkan pintu pengeluaran air. Dasar kolam ini dapat dilapisi dengan kerikil yang agak tebal. Dengan kolam yang tidak berlumpur, diharapkan pengeringan kolam dapat berjalan dengan lancar sehingga kegiatan pemijahan ikan mas ini tidak terhambat. Manipulasi lingkungan seperti pengeringan biasanya dilakukan setiap akan melakukan pemijahan.
            Bila kolam sudah memenuhi syarat, usahakan kolam pemijahan selalu mendapatkan air segar pertama kali atau belum digunakan oleh kolam lain. Kolam ini harus terletak di bagian atas dari unit kolam yang ada. Tentunya hal ini harus direncanakan sejak perencanaan pembuatan kolam pertama kali. Bila air yang masuk ke dalam unit perkolaman tersebut cukup banyak mengandung lumpur maka harus dibuat kolam pengen*dapan dan sekaligus dengan bak saringan atau filter.
2. Persiapan kolam
            Sebelum pemijahan, biasanya kolam dikeringkan dan dijemur selama 2-3 hari bila panasnya terik. Namun, bila matahari sering tertutup awan, lamanya penjemuran kolam ini harus ditambahkan hingga 5-7 hari.
            Penjemuran kolam untuk ikan mas mutlak dilakukan. Dengan cara ini, akan timbul bau ampo atau sangit sehingga begitu dialirkan air baru, ikan terangsang untuk memijah. Bagaimana bila kolam tersebut tidak bisa kering? Musim hujan, misalnya, apakah mungkin diharapkan keber*hasilan pemijahan ikan ini? Namun, masalah ini akan menjadi sederhana bila mau belajar dari alam. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pengeringan dan penjemuran kolam ini. Pertama dengan melakukan pembakaran merang padi atau daun pisang kering yang asapnya diusahakan masuk ke dasar kolam maupun pematang. Semakin banyak daun pisang atau padi yang dibakar, akan semakin menjamin keberhasilan usaha penipuan terhadap ikan mas.
            Cara kedua dengan melapisi dasar kolam yang tidak kering ini dengan tanah yang berasal dari kolong rumah. Cara ini tentunya dapat dilaksanakan pada daerah-daerah yang masyarakatnya mempunyai rumah panggung. Tanah dari kolong rumah ini dipindahkan ke kolam pemijahan. Dengan kedua cara tersebut dapatlah kiranya dijadikan jalan keluar bila akan memijahkan ikan pada saat matahari sukar terlihat.
            Setelah kolam dijemur, air dimasukkan ke dalam kolam dengan terlebih dahulu melewati saringan yang dipasang pada pintu pemasukan. Pintu pengeluaran (monik dan sifon) diatur sedemikian rupa sehingga tinggi air konstan, 75 cm di pintu pengeluaran air. Kemudian, kakaban dipasang di atas sebatang bambu yang utuh agar dapat terapung. Kakaban ini terbuat dari ijuk yang harus direntang sedemikian rupa sehingga lebarnya 40 cm. Panjang kakaban ini biasanya berkisar 1,5-2 m. Kakaban dijepit dan dipaku pada bilah bambu. Kakaban yang disusun di atas bambu utuh ini kemudian dijepit lagi dengan bambu belch agar tidak berantakan bila ikan mas memijah.
3. Pemijahan
            Setelah kolam pemijahan siap, induk ikan yang sudah diseleksi dimasukkan ke dalam kolam pemijahan pada pukul 10.00. Beberapa petani memasukkan induk Setelah kolam dipasang kakaban. Namun, tidak jarang pemasangan kakaban ini dilakukan sesudah induk dimasukkan.
Induk jantan dapat siap setiap scat, sedangkan induk betina mem*butuhkan waktu kurang lebih tiga bulan sebelum siap dipakai lagi. Perbandingan antara induk jantan dan betina yang sering dilaksanakan biasanya perbandingan berat 1 : 1.
            Dalam proses pemijahan ikan mas, ikan dirangsang dengan cara membuat lingkungan perairan menyerupai keadaan lingkungan perairan umum dimana ikan ini memijah secara alami atau dengan rangsangan hormon. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemijahan ikan mas adalah :
o Mencuci dan mengeringkan wadah pemijahan (bak/kolam)
o Mengisi wadah pemijahan dengan air setinggi 75-100 cm
o Memasang hapa untuk mempermudah panen larva di bak atau di kolam dengan ukuran 4 x 3 x 1 meter. Hapa dilengkapi dengan pemberat agar tidak mengambang.
o Memasang kakaban di tempat pemihajan (dalam hapa). Kakaban dapat berupa ijuk yangdijepit bambu/papan dengan ukuran 1,5 x 0,4 m.
o Memasukkan induk Ikan Mas jantan dan betina siap pijah. Jumlah induk Ikan Mas betina yang dipijahkan tergantung pada kebutuhan benih dan luas kolam yang akan digunakan dalam pendederan. Satu Induk Ikan Mas betina dipasangkan dengan 2 atau tiga ikan mas jantan atau bahkan lebih tergantung bobot indukan betina.
o Mengangkat induk yang memijah dan memindahkannnya ke kolam pemeliharaan induk.
            Setelah telur berusia kurang lebih 4 hari maka telur ikan mas akan menetas menjadi larva , beberapa saat setelah menetas larva masih mendapatkan suplai makanan cadangan dari telur, setelah itu perlu diberi makanan tambahan berupa pelet untuk larva, kutu air atau kuning telur rebus. Setelah kurang lebih lima hari larva ikan mas siap ditebar di kolam pembenihan.
            Oleh karena matang kelamin induk jantan lebih cepat dibandingkan induk betina, biasanya untuk seekor induk betina dibutuhkan beberapa ekor induk jantan. Bila jumlah induk jantan ini tidak sesuai dengan induk betina, dikhawatirkan banyak telur yang tidak terbuahi karena kekurangan sperma. Oleh karenanya, bila induk betina yang akan dipijahkan seberat 3 kg, harus diimbangi dengan jantan seberat 3 kg juga meskipun mungkin jumlahnya 3-4 ekor. Untuk menjaga agar telur tidak banyak yang ter atuh, kakaban yang dipasang haruslah cukup.
            Sebagai standar, digunakan 5-8 kakaban yang masih bagus untuk setiap kg induk betina. Jumlah itu akan membengkak menjadi 10-15 kakaban bila kakabannya rusak. Oleh karena itu, untuk 5 kg induk betina yang dipijahkan, harus disediakan kakaban terpasang sebanyak 25-40 buah.
Bila persiapan telah dilakukan dengan matang dan pergantian air berjalan dengan normal maka pada pukul 24-00 biasanya induk ikan mas ini mulai memijah. Biasanya, tanda-tanda pemijahan sudah terjadi sekitar pukul 20.00-22.00 yaitu adanya aktivitas ikan jantan yang mengejar ngejar induk betina.
Sesekali akan terdengar suara berkecipak karena induk betina ini menyembul ke permukaan air. Induk betina yang dikejar*kejar biasanya akan lebih sering melewati air di bawah kakaban, terkadang malah menyembul dari bawah kakaban.
Setelah puas berkejar-kejaran, induk betina ini akan mengeluarkan telur-telurnya di bawah kakaban. Telur tersebut langsung disemprot dengan sperma induk jantan. Induk tersebut melakukan penijahan tetap dalam posisi berkejar-kejaran.
Telur-telur akan dengan mudah terlihat menempel di kakaban karena warna telur ini kuning cerah. Ada telur yang menggerombol dalam kakaban tersebut, ada pula yang merata, tidak bertumpuk. Bila kakaban telah terisi penuh oleh telur, sedangkan ikan-ikan tersebut masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti sebaiknya kakaban diangkat dan diganti dengan yang barn. Setelah selesai memijah, ikan harus cepat diangkat untuk dikembalikan ke kolam pemeliharaan induk karena sering kali induk akan memakan telur-telurnya sendiri.
4. Penetasan Telur
            Telur-telur kemudian ditetaskan dalam hapa, yaitu kantong berbentuk balok dengan ukuran 1 M X 1 M X 2 m yang terbuat dari kain trilin. Hapa ini direntangkan dalam kolam pemijahan atau kolam lain dengan patok bambu pada bagian tengah dan menempel pematang di bagian pinggirnya.
            Banyaknya hapa disesuaikan dengan jumlah kakaban yang ada telurnya. Kakaban tersebut diatur di atas bambu batangan sepanjang 2 m. Di atas kakaban dipasang bambu belah yang berada di kiri-kanan bambu pertama yang dipasang di bawah kakaban. Kemudian, di atas bambu belah ini ditempatkan gedebok pisang untuk menenggelamkan kakaban lebih kurang 10 cm.
            Pada saat penetasan telur, aliran air dijaga tetap stabil dan jangan sampai berhenti karena telur-telur tersebut membutuhkan air yang kaya oksigen dan stabil suhunya. Setelah 2 hari, telur akan mulai menetas. Penetasan biasanya tidak berlangsung sekaligus tetapi bertahap, sesuai dengan pengeluaran telurnya.
            Larva ikan yang barn menetas belum membutuhkan pakan tambahan dari luar karena masih menyimpan pakan dalam tubuhnya berupa kuning telur (yolk sack). Selama memakan kuning telurnya, alat-alat pencernaan benih muda ini akan terbentuk sempurna sehingga siap menerima pakan dari luar. Namun, bukan berarti benih ini dapat diberi pakan sembarangan. Pakan yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkannya. Oleh karena itu, pakan yang paling cocok bagi benih yang telah habis kuning telurnya adalah plankton yang diperoleh dengan pemupukan dasar kolam.
            Dalam proses pemijahan ikan mas, ikan dirangsang dengan cara membuat lingkungan perairan menyerupai keadaan lingkungan perairan umum dimana ikan ini memijah secara alami atau dengan rangsangan hormon. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemijahan ikan mas adalah :
o Mencuci dan mengeringkan wadah pemijahan (bak/kolam)
o Mengisi wadah pemijahan dengan air setinggi 75-100 cm
o Memasang hapa untuk mempermudah panen larva di bak atau di kolam dengan ukuran 4 x 3 x 1 meter. Hapa dilengkapi dengan pemberat agar tidak mengambang.
o Memasang kakaban di tempat pemihajan (dalam hapa). Kakaban dapat berupa ijuk yangdijepit bambu/papan dengan ukuran 1,5 x 0,4 m.
o Memasukkan induk Ikan Mas jantan dan betina siap pijah. Jumlah induk Ikan Mas betina yang dipijahkan tergantung pada kebutuhan benih dan luas kolam yang akan digunakan dalam pendederan. Satu Induk Ikan Mas betina dipasangkan dengan 2 atau tiga ikan mas jantan atau bahkan lebih tergantung bobot indukan betina.
o Mengangkat induk yang memijah dan memindahkannnya ke kolam pemeliharaan induk.
            Setelah telur berusia kurang lebih 4 hari maka telur ikan mas akan menetas menjadi larva , beberapa saat setelah menetas larva masih mendapatkan suplai makanan cadangan dari telur, setelah itu perlu diberi makanan tambahan berupa pelet untuk larva, kutu air atau kuning telur rebus. Setelah kurang lebih lima hari larva ikan mas siap ditebar di kolam pembenihan.
5. Pendederan Ikan Mas
            Setelah larva cukup kuat saatnya untuk melakukan pendederan ikan mas, bisasanya dilakukan pada kolam lumpur atau sawah meski bisa juga dilakukan pada kolam semen. Persiapan kolam tanah adalah dengan meratakan tanah dasarnya, tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam, isi air setinggi kurang lebih 40 cm dan rendam selama 5 hari tanpa aliran air. Hal ini dimaksudkan agar plankton dan sumber makanan alami ikan mas tumbuh di kolam pendederan. Untuk ukuran kolam lumpur 100 m2 tebar 100.000 ekor larva pada pagi hari, berikan makanan tambahan berupa tepung pelet atau pelet yang telah direndam. Pada usia telah mencapai 3 minggu bibit ikan mas siap dipanen, untuk dijual atau dipelihara kembali pada kolam berbeda. Hal yang sama dilakukan untuk membesarkan benih ikan mas pada ukuran yang lebih besar, hanya saja kepadatan ikan perlu dikurangi.
6. Usaha pembesaran Ikan Mas
            Usaha pembesaran ikan mas merupakan upaya memenuhi kebutuhan permintaan ikan mas konsumsi, ikan mas konsumsi bisa bervariasi mulai ukuran 300 gram sampai 1 kg. Usaha pembesaran ini bisa dilakukan di Kolam Lumpur, Keramba Jaring apung atau Kolam Air Deras.



BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari Laporan diatas Diperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:
1. Ikan mas dapat dipijahkan secara alamai, dan juga dapat dipijahkan secara semi buatan melalui hormon rangsangan.
2. Ikan mas baiknya dipijahkan pada ukuran 500 – 1 kg jantan umur 6-8 bulan dan betina ukuran 2 – 4 kg dengan umur 1,5 – 2 tahun.
3. Pemijahan semi alami merupakan salah satu tehnik pemijahan yang dilakukan dengan menggunakan hormone ovavrim (perangsang)
4. Perbandingan jantan dan betina pada pemijahan semi alami menggunakan 3:1 yaitu 3 kg jantan dan 1 kg betina.
5. Larva yang dihasilkan dalam 1 kali pemijahan dapat mencapai 50.000 – 100.000 ekor/kg induk betina.
6. Pendederan adalah kelanjutan pemeliharaan benih ikan mas dari hasil kegiatan pembenihan untuk mencapai ukuran tertentu yang siap dibesarkan.
7. Pemanenan dilakukan pada pagi hari hal ini dilakukan untuk menghidari terik matahari.
B. SARAN
1. Sebaiknya sebelum melakukan pemijahan pemijahan induk harus ditangani benar-benar agar induk jangan sampai stress.
2. Apabila induk ikan mas telah memijah segeralah angkat kakaban, agar induk tidak memakan telurnya yang ada di kakaban