BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara
ekonomis usaha budidaya ikan sangat menguntungkan dan juga sangat mendukung
bagi pemenuhan gizi masyarakat. Sejalan dengan meningkatnya kesadaran
masyarakat akan manfaat ikan, maka tingkat kebutuhan akan daging ikan semakin
meningkat.Ketersediaan sumberdaya perairan yangluas dan sumberdaya manusia yang
melimpah merupakan modal dasar untuk meningkatkan dan mengembangkan pembangunan
perikanan di Indonesia.
Ikan
mas (Cyprinus carpio) banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak, gurih dan
mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1981), ikan mas mengandung protein 4,5
gram, karbohidrat 23,1 gram, dan lemak 0,2 gram. Selain itu mengandung kalori,
fosfor (P) 134 mg, kalsium (Ca) 42 mg, besi (Fe) 1 mg, Vitamin B1 0,22 mg dan
air sebanyak 71 mg. Tidak mengherankan bila minat masyarakat untuk mengosumsi
ikan mas semakin meningkat seiring dengan peningkatan taraf hidup masyarakat.
Budidaya
ikan mas semakin berkembang dan diminati oleh masyarakat untuk di kembangkan
dalam bentuk usaha, baik itu usaha pembenihan maupun pembesarannya. Ikan mas
mas termasuk ikan konsumsi yang tergolong mudah dalam pemeliharaannya karena
cenderung bersifat adaptif (mudah menyesuaikan diri) terhadap lingkungannya,
pertumbuhannya cepat, dan tahan terhadap berbagai jenis penyakit serta
mempunyai peluang usaha yang potensial untuk dimanfaatkan dan dikembangkan.
B. Tujuan
Adapun
tujuan daripada praktikum ini adalah sebagai berikut.
1.
Untuk mengetahui teknik pembenihan ikan mas (Cyprinus carpio) yang baik dan
tepat.
2.
Untuk mengetahui Seksualitas ikan/Sex Ratio .
3.
Untuk mengetahui TKG Ukuran Pertama
4.
Untuk mengetahui GSI Pada ikan
5.
Untuk Mengetahui Falenditas dan Frekuensi Pemijahan.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Klasifikasi Ilmiah
Berdasarkan
Taksonominya Ikan Mas dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Actinopterygii
Ordo
: Cypriniformes
Familia
: Cyprinidae
Genus
: Cyprinus
Spesies
: Cyprinus carpio
C. Morfologi
Secara
morfologis, tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak. Mulut terletak
diujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (proktaktil), bagian anterior
mulut terdapat dua pasang sungut. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan mas
ditutupi oleh sisik. Hanya sebagian kecil saja.ubuhnya yang tidak tertutup oleh
sisik. Sisik ikan mas berukuran relatif besar dan digolongkan dalam sisik tipe
sikloid. Selain itu, tubuh ikan mas juga dilengkapi dengan sirip.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Memilih calon
induk ikan mas
Keberhasilan
usaha budidaya ikan dipengaruhi kesediaan benih ikan, baik kuantitas maupun
kualitasnya. Untk menghasilan banih ikan yang berkualitasbaik, harus tersedia
induk yang baik pula. Selain itu untuk menghasilkan benih dalam jumlah cukup
induk ikan yang berkualitas baik biasanya memeiliki kemampuan meghasilkan telur
yang relatif banyak. Umumnya fekunditas induk ikan mas adalah 15-20% dari berat
tubuh.
Pemilihan
calon induk ikan dilakukan sejak ikan berukuran benih. Pemilihan calon induk
tersebut didasarkan pada ikan yang pertumbuhannya lebih cepat dan memilki
morfologi normal. Benih yang sudah terpilih dipelihara pada kolam yang terpisah
dari ikan lainnya. Selanjutnya calon induk ikan tersebut dipilih secara
berthap, sehingga jumlah dan kualitas calon induk sesuai dengan yang
diinginkan. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan calon induk ikan adalah
antara calon induk betina dengan calon induk jantan tidak boleh berasal dari
satuketurunan.
Ciri-ciri
calon induk ikan mas yang baik:
-
Dalam keadaan sehat dan tidak cacat
-
Memiliki sisik yang tersebar teratur dan berukuran relatif besar
-
Pada bagian tubuh tidak terdapat luka
-
Pangkal ekor relatif lebar dan terlihat kokoh
-
Tubuh relatif panjang
-
Perut relatif lebar dan datar
-
Tubuh tidak keas dan tidak lembek
-
Kepala relatif kecil
-
Punggung relatif tinggi
Untuk
memperoleh calon induk ikan mas, seleksi dilakukan sejak ikan masih berukuran
5-8 cm atau 8-12 cm. Calon induk yang dipelihara tersebut dipelihara secara
terpisah dari ikanmas lainnya. Selanjutnya, setelah ikan cukup besar dilakukan
seleksi lagi berdasarkan ciri-ciri sekunder.
Ciri-ciri
induk ikan mas yang baik :
a.
Jantan
-
Sehat dan tidak terdapat cacat
-
Sisik teratur
-
Gerakan lincah
-
Lubang kelamin tidak menonjol
b.
Betina
-
Kepala relatif kecil dan bentuknya agak meruncing
-
Badan tebal dan berpunggung tingi
-
Sisik teratur rapi
-
Sirip dada halus
-
Batang ekor lebar dengan sirip ekor lebih terbuka
Kriteria calon
induk ikan mas
Betina Jantan
-
Sirip dada relatif pendek, lunak dan jari-jari luar tipis
-
Lapisan dalam sirip dada licin
-
Badan bagian perut melebar
-
Tubuh lebih tebal dibandingkan ikan jantan
-
Lubang kelamin menonjol - Sirip dada relatif panjang dan jari-jari luar tebal
-
Lapisan dalam sirip dada kasar
-
Badan bagian perut tidak melebar
-
Tubuh lebih tinggi dan ramping dibanding ikan betina
-
Lubang kelamin tidak meneonjol
2. Pengertian Gonad
gonad
pada vertebrata adalah organ-organ dalam dua tunas, sebagai tambahan pada
reproduksi utama gamet jantan dan betina. Gonad dapat berfungsi untuk
mengontrol karakterisrik seks sekunder. Struktur dan bentuk biasanya tidak terkonsep
pada awal produksi sel, tetapi dengan fasilitas fertilisasi gamet jantan dan
betina. Karakteristik seks sekunder mencakup kebanyakan struktur ekstuagonadal
dan kebiasaan pada setiap seks turunan.
Ø Ciri Induk Jantan yang Matang
Gonad
ciri-ciri
ikan lele jantan yang matang gonad adalah proporsi kepala jantan lebih kecil
dibanding dengan betina, warna kulit dada jantan lebih kusam dibanding betina,
kelamin jantan menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak dibelakang anus,
dengan warna kemerahan, gerakan induk jantan lebih lincah dibandingkan ikan
lele betina. Serta kulit jantan lebih halus dibandingkan betina muncul
bintik-bintik kecil di sekitar sirip dorsal.
Ø Ciri Induk Betina yang Masak
Telur
Tanda-tanda
induk betina yang baik yaitu warna terang, perut membulat, badan relatif
panjang, susunan sisiknya teratur, umur 3-10 tahun. Hasil yang baik berumur
5-10 tahun. Dan tanda-tanda induk betina yang sudah saatnya memijah adalah
bagian perut dibelakang sirip dada kelihatan menggembung jelas sekali dan sisik
kelihatan agak terbuka.
Ø Anatomi Sistem Reproduksi Jantan
struktur
testes terdiri dari rongga-rongga yang tidak teratur dan banyak sekali, terdiri
atas tubula longitudinalis. Didalam tubuh terdapat cyste seminiferis. Didalam
cyste-cyste ini terdapat sel penghasil sperma. Sel-sel penghasil sperma ini
dikelilingi oleh sel-sel sertoli yang berfungsi nutritif. Diluar tubulus
terdapat sel-sel interstitial yang berfungsi sebagai endokrin.
Sebelum
sampai pada lubang pelepasan (urogenital pore), spermatozon yang berasal dari
testes terlebih dahulu melalui vasa efferentia, epididymis, vasa defferentia,
seminal vesikel, urogenital sinus dan urogenital papilla pada (handrichthyes).
Pada sisi seminal vesikel terdapat kantong sperma
Ø Anatomi Sistem Reproduksi Betina
ovarium
ikan berbentuk longitudinal seperti agar-agar jernih dan berbintik-bintik
berisi sel telur atau ova. Biasanya jumlah sepasang. Dari ovarium sel telur
keluar melalui saluran yang disebut oviduct.
v Tingkat Kematangan Gonad Jantan
·
TKG
Menurut Tester dan Takata
I.
Tidak masak: Gonad sangat kecil seperti benang dan transparan. Penampang gonad
pada ikan jantan pipih dengan warna keabu – abuan, penampang pada ikan betina
bulat dengan warna kemerah – merahan.
II.
Permulaan masak: gonad mengisi ¼ rongga tubuh. Warnanya pada ikan jantan
keabuan atau putih, bentuknya pipih, sedangkan ikan betina warnanya kemerah –
merahan atau kuning dan bentuknya bulat. Telur tidak nampak.
III.
Hampir masak: Gonad mengisi ½ rongga tubuh. Gonad pada ikan jantan berwarna
putih, pada betina berwarna kuning. Bentuk telur tepat melalui dinding ovarium.
IV.
Masak: gonad mengisi ¾ rongga tubuh. Gonad ikan jantan berwarna putih berisi
cairan berwarna putih, kadang – kadang dengan tekanan halus pada perutnya da
yang menonjol pada lubang pelepasannya.
V.
Salin: hampir sama dengan tahap kedua dan sukar dibedakan. Gonad jantan
berwarna putih, kadang – kadang dengan bintik coklat. Gonad betina
berwarna merah, lembek dan telur tidak nampak.
·
Proses
Pembentukan dan Perkembangan Gonad Jantan.
Testes
ikan ditopang secara memanjang oleh “mesenteries” dan di dalam testes tersebut
terdapat tubulus-tubulus, dimana sepanjang tubulus berisi cyste-cyste
seminiferousi yang dikelilingi oleh sel-sel certoli, cyste ini akan
berdiferensiasi menjadi spermatogonium yang selanjutnya akan mengalami proses
spermatogenesis menjadi spermatozoa
·
Proses
Pembentukan dan Perkembangan Gonad Betina.
Oogonia
adalah sel telur yang paling muda yang mulai berkembang dikelilingi oleh satu
lapis sel granulosa yang mengelilinginya bersamaan dengan berkembangnya sel
telur dan kemudian akan dipisahkan dengan sel telur oleh suatu lapisan hialin
yang secara bertahap lapisan ini akan berubah dan disebut zona pellucida. Sel
granulosa di luar zona pellucida ini bertanggungjawab dalam proses penghancuran
sel telur, mekanisme kerjanya seperti capora lutea pada hewan mamalia
·
Faktor
Yang Mempengaruhi Pembentukan Gonad Internal dan Eksternal.
beberapa
faktor eksternal yang berperan penting bagi keberhasilan proses reproduksi adalah
:
-
Photo Periode
Photo
periode diduga berpengaruh secara langsung terhadap mekanisme saraf yang
menentukan waktu pemijahan bagi ikan laut.
-
Suhu
Suhu
juga berpengaruh terhadap waktu pemijahan, pematangan gonad dan keberhasilan
pemijahan.
-
Substrat Pemijahan
Jika
substrat yang sesuai belum ditemukan maka ovulasi tidak akan terjadi.
-
Ketersediaan Makanan
Pakan
induk yang kekurangan asam lemak esensial akan menghasilkan laju pematangan
gonad yang rendah.
-
Faktor Sosial (Hubungan antar periode)
Pada
beberapa spesies ikan ovulasi akan terhambat jika kepadatan ikan pada suatu
perairan.
faktor
internal yang mempengaruhi pemijahan adalah:
pendorong
dan penghambat hormon gonadotropin, gonadotropin pra ovulasi dan respon ovarium
terhadap GTH (Gonadotropin Hormon).
ketika
ikan matang secara seksual, produksek sudah masak dan proses reproduksi akan
terjadi. Banyak faktor yang mempengaruhi peristiwa ini. Kekuatan dalam
bekerjanya dapat dikelompokkan secara kasar yaitu dari dalam ikan (intrinsik)
dan dari sekitar (ekstrinsik). Faktor intrinsik antara lain kematangan seksual,
kelahiran dan kematangan dari jenis ikan dan hereditasnya, makanan pilihan,
fisiologi individu dan faktor lingkungan antara lain perubahan durasi
penyinaran (photo period), suhu, kehadiran lawan jenis, arus, pasang, tahapan
bulan dan kehadiran fasilitas spawning.
Ø Gonad Somatik Indeks (GSI)
Pengetahuan
gonad somatik indeks (GSI) merupakan salah satu aspek yang memiliki peran
penting dalam biologi perikanan, dimana nilai IGS digunakan untuk memprediksi
kapan ikan tersebut akan siap dilakukannya pemijahan Nilai GSI tersebut akan
mencapai batas kisaran maksimum pada saat akan terjadinya pemijahan.
Pemijahan sebagai salah satu bagian dari reproduksi merupakan mata rantai
daur hidup yang menentukan kelangsungan hidup spesies. Penambahan populasi ikan
bergantung pada keberhasilan pemijahan.
Terdapat
faktor-faktor utama yang mampu mempengaruhi kematangan gonad ikan , antara lain
suhu dan makanan , tetapi secara relatif perubahannya tidak besar dan di daerah
tropik gonad dapat masak lebih cepat. Kualitas pakan yang diberikan harus
mempunyai komposisi khusus yang merupakan faktor penting dalam mendukung
keberhasilan proses pematangan gonad dan pemijahan. Indeks Kematangan Gonad
atau “Gonado somatic Index“ (GSI) akan semakin meningkat nilainya dan akan
mencapai batas maksimum pada saat terjadi pemijahan. Pada ikan betina nilai IKG
lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan. Adakalanya IKG dihubungkan dengan
Tingkat Kematangan Gonad (TKG) yang pengamatannya berdasarkan ciri-ciri
morfologi kematangan gonad, sehingga akan tampak hubungan antara perkembangan
di dalam dengan di luar gonad. Nilai IKG akan sangat bervariasi setiap saat
tergantung pada macam dan pola pemijahannya. Jadi itulah pentingnya GSI agar
digunakan untuk memprediksi kapan ikan tersebut akan siap dilakukannya
pemijahan Nilai IGS tersebut akan mencapai batas kisaran maksimum pada saat
akan terjadinya pemijahan
3. Menentukan induk
ikan mas yang siap memijah
Untuk
menentukan induk ikan mas yang siap memijah terlebih dahulu harus mengetahui
ciri seks primer dan sekunder. Ciri seks primer ikan dapat diketahui dengan
melihat alat kelaminnya. Sedangkan ciri seks sekunder ikan dapat diketahui
dengan melihat perubahan warna, sirip, sisik, bentuk kepala dan gerakannya.
Pemilihan
induk yang siap memijah bertujuan untuk memperoleh ikan yang sehat, mengetahui
jenis kelamin, dan tingkat kematangan gonad ikan
·
Tingkat
Kematangan Gonad.
Tingkat
kematangan gonad adalah tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan setelah
ikan itu memijah. Penentuan tingkat kematangan gonad pada ikan dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu penelitian mikroskofik dengan mengamati pertumbuhan sel –
sel gonad dan penentuan berdasarkan keadaan dan ukuran gonad.
Untuk
mengetahui tingkat kematangan gonad dapat dilihat dari beberapa parameter
sebagai berikut :
BETINA
JANTAN
-
Bentuk ovarium - Bentuk testes
-
Besar Kecilnya Ovarium - Besar Kecilnya testes
-
Pengisian ovarium dalam rongga tubuh - Pengisian testes dalam rongga tubuh
-
Warna ovarium - Warna testes
-
Halus tidaknya ovarium - Keluar tidaknya cairan dari testes
-
Ukuran telur dalam ovarium.
-
Kejelasan bentuk dan warna telur.
-
Ukuran garis tengah telur
Sedangkan
untuk menentukan tingkat kematangan gonad parameter yang digunakan adalah
sebagai berikut :
a.
TKG Pada Jantan.
•
Belia: Tempat sperma bening seperti cuka, tidak berwarna keabuan.
•
Belia Berkembang: Tempat sperma keruh, tembus cahaya, merah, keabuan dan kecil.
•
Perkembangan I: Tempat sperma tidak tembus cahaya, kemerahan, kaya permbuluh
darah.
•
Perkembangan II: Tempat sperma putih hingga putih kemerahan dan puncak
pembentukan sperma.
•
Berentang: Tempat sperma tidak tembus cahaya, jika ditekan akan keluar testes
yang liat dan sperma telah bsempurna.
•
Matang sipa pijah: Tempat sperma tidak tembus cahaya, berwarna putih,jika
ditekan mengalir seperti susu, terjadi puncak tingkatan masak sperma.
•
Setengah Terpijah: Tempat sperma tidak tembus cahaya, berwarna sedikit
kemerahan kalau ditekan spermannya akan keluar.
•
Terpijah: Tempat sperma merah tua hingga abu – abu kemerahan, tidak ada sperma
lagi, kaya pembuluh darah, lambat laun kembaqli seperti pada tingkat belia.
b.
TKG Pada Betina.
•
Dara: Ovarium sangat kecil dan terletak dibawah tulang punggung, tidak berwarna
sampai abu – abu transparan, butir – butir telur tidak terlihat dengan mata
biasa.
•
Dara Berkembang: Ovarium jernih sampai abu – abu kemerahan, butir telur dapat
terlihat menggunakan kaca pembesar.
•
Perkembangan I: Ovarium berbentuk bulat telur, warna kemerahan, butir – butir
telur mirip serbuk putih.
•
Perkembangan II: Ovarium berwarna orange kemerahan.
•
Bunting: Ovarium mengisi penuh ruangan rongga bawah, telur bulat dan jernih.
•
Mijah: Telur keluar jika ditekan perutnya, kebanyakan telur jernih.
•
Mijah Salin:Ovarium belum kosong sama sekali
•
Mijah Salin: Ovarium kosong sama sekali
•
Pulih Salin: Ovarium jernih sampai abu – abu kemerahan.
4. Pemijahan
1.
Persyaratan Budi Daya Ikan Mas
Di
alam aslinya ikan mas hidup di perairan sungai, danau maupun genangan air
lainnya yang berada pada ketinggian 150-600m dpl, dengan suhu air berkisar 20
derajat sampai 25 derajat celcius. Ikan mas termasuk hewan Omnnivora atau
pemakan segala sehingga di alam makanan Ikan mas berupa daun-daunan, lumut, serangga,
cacing dan lain sebagainya. Pada modelbudidaya ikan mas lingkungan pemeliharaan
dibuat menyerupai alam aslinya.
Model
budidaya ikan mas bisa dipelihara dalam Kantong Jaring Apung, Kolam air deras,
kolam tanah, kolam beton dan lain-lain tergantung ketersediaan lokasi. Makanan
dalam budidaya ikan mas juga bermacam-macam mulai dari pemberian pakan alami
sampai pemberian pelet buatan pabrik. Yang perlu diperhatikan adalah kualitas
air pada media untuk budidaya ikan mas seperti PH air yang harus berada pada
kisaran 7-8, kandungan oksigen terlarut yang cukup dan bebas dari kandungan zat
kimia berbahaya.
2.
Model Budi Daya Ikan Mas
Peluang
usaha budidaya ikan mas dapat dipilih sesuai kondisi dan keinginan. Ada
beberapa peluang usaha dalam budidaya ikan mas ini yaitu pembibitan dan
pembesaran ikan mas untuk keperluan konsumsi.
a.
Usaha Pembibitan Ikan Mas
Pembibitan
ikan mas memiliki prospek yang cukup cerah, karena perputaran modal yang cukup
cepat. Penyediaan bibit ikan mas dimulai dari burayak ikan mas baru saja
menetas, burayak usia sekitar satu bulan, burayak usia dua bulan. Pada setiap
usia ikan mas memiliki potensi ekonomi.
b.Persiapan
induk Ikan Mas
Induk
ikan mas yang akan dipijahkan dipelihara di kolam khusus secara terpisah antara
jantan dan betina. Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kandungan protein
25%. Dosis pemberian pakan ikan mas sebanyak 3% per bobot biomas per hari.
Pakan tersebut diberikan 3 kali/hari. Ikan Mas betina yang diseleksi sudah
dapat dipijahkan setelah berumur 1,5 – 2 tahun dengan bobot >2 kg. Sedangkan
induk jantan berumur 8 bulan dengan bobot > 0,5 kg. Untuk membedakan jantan
dan betina dapat dilakukan dengan jalan mengurut perut kearah ekor. Jika keluar
cairan putih dari lubang kelamin, maka ikan mas tersebut jantan.
Ciri-ciri
ikan mas betina yang siap pijah atau matang gonad adalah:
-
Pergerakan ikan lamban
-
Pada malam hari sering meloncat-loncat
-
Perut membesar/buncit ke arah belakang dan jika diraba terasa lunak
-
Lubang anus agak membengkak/menonjol dan berwarna kemerahan
Sedangkan
ciri-ciri untuk ikan mas jantan gerakan lincah dan mengeluarkan cairan berwarna
putih (sperma) dari lubang kelamin bila dipijit.
c.
Pemijahan Ikan Mas
Untuk
keberhasilan pemijahan ikan mas, ada beberapa syarat penting yang harus dipenuhi
sesuai dengan kebiasaan berkembang biaknya. Ikan mas menghendaki air yang
selalu barn untuk merangsang pemijahannya. Selain itu, harus selalu disediakan
alat penempel telur setiap kali memijahkannya karena sifat telur ikan mas yang
menempel.
1.
Konstruksi kolam
Kolam
harus dibuat agar sirkulasi air dapat berjalan dengan lancar. Amara pintu air
pemasukan dan pengeluaran terletak di sudut kolam berseberangan sehingga
memungkinkan pergantian air pada seluruh bagian. Pintu pemasukan air harus
selalu terletak di atas permukaan air tertinggi di kolam pemijahan itu sehingga
pemasukan air mengocor. Hal ini bertujuan agar terjadi penambahan kandungan
oksigen dalam air secara difusi. Sementara pintu pengeluaran air harus dibuat
dengan sistem monik ataupun sifon yang memungkinkan air bagian bawah yang
berkualitas kurang baik bersama kotoran-kotoran dapat terhanyut seluruhnya.
Fungsi
kolam pemijahan ikan mas ini hanya sebagai tempat mem*pertemukan induk jantan
betina sehingga dapat dibuat dengan ukuran yang kecil, misalnya 3 m x 10 m atau
6 m x 10 m. Kolam pemijahan ini harus dibuat pada tanah yang keras, tetapi
bukan merupakan cadas hidup. Hal ini untuk menghindari pengikisan pematang oleh
aliran air dan teraduknya Lumpur dasar bila kolam terisi air nantinya.
Dengan
adanyalumpur yang melekat pada alat penempel telur, akan mengganggu daya tetas
telur ikan tersebut karena lumpur akan menutupi dan menghambat pernapasan telur
ikan tersebut.
kolam yang terdiri dari tanah lunak yang cukup
tebal akan menyebabkan pengeluaran air terganggu bila digali terlalu dalam
karena dasar kolam lebih rendah dibandingkan pintu pengeluaran air. Dasar kolam
ini dapat dilapisi dengan kerikil yang agak tebal. Dengan kolam yang tidak
berlumpur, diharapkan pengeringan kolam dapat berjalan dengan lancar sehingga
kegiatan pemijahan ikan mas ini tidak terhambat. Manipulasi lingkungan seperti
pengeringan biasanya dilakukan setiap akan melakukan pemijahan.
Bila
kolam sudah memenuhi syarat, usahakan kolam pemijahan selalu mendapatkan air
segar pertama kali atau belum digunakan oleh kolam lain. Kolam ini harus
terletak di bagian atas dari unit kolam yang ada. Tentunya hal ini harus
direncanakan sejak perencanaan pembuatan kolam pertama kali. Bila air yang
masuk ke dalam unit perkolaman tersebut cukup banyak mengandung lumpur maka
harus dibuat kolam pengen*dapan dan sekaligus dengan bak saringan atau filter.
2.
Persiapan kolam
Sebelum
pemijahan, biasanya kolam dikeringkan dan dijemur selama 2-3 hari bila panasnya
terik. Namun, bila matahari sering tertutup awan, lamanya penjemuran kolam ini
harus ditambahkan hingga 5-7 hari.
Penjemuran
kolam untuk ikan mas mutlak dilakukan. Dengan cara ini, akan timbul bau ampo
atau sangit sehingga begitu dialirkan air baru, ikan terangsang untuk memijah.
Bagaimana bila kolam tersebut tidak bisa kering? Musim hujan, misalnya, apakah
mungkin diharapkan keber*hasilan pemijahan ikan ini? Namun, masalah ini akan
menjadi sederhana bila mau belajar dari alam. Ada beberapa upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah pengeringan dan penjemuran kolam ini. Pertama
dengan melakukan pembakaran merang padi atau daun pisang kering yang asapnya
diusahakan masuk ke dasar kolam maupun pematang. Semakin banyak daun pisang
atau padi yang dibakar, akan semakin menjamin keberhasilan usaha penipuan
terhadap ikan mas.
Cara
kedua dengan melapisi dasar kolam yang tidak kering ini dengan tanah yang
berasal dari kolong rumah. Cara ini tentunya dapat dilaksanakan pada
daerah-daerah yang masyarakatnya mempunyai rumah panggung. Tanah dari kolong
rumah ini dipindahkan ke kolam pemijahan. Dengan kedua cara tersebut dapatlah
kiranya dijadikan jalan keluar bila akan memijahkan ikan pada saat matahari
sukar terlihat.
Setelah
kolam dijemur, air dimasukkan ke dalam kolam dengan terlebih dahulu melewati
saringan yang dipasang pada pintu pemasukan. Pintu pengeluaran (monik dan
sifon) diatur sedemikian rupa sehingga tinggi air konstan, 75 cm di pintu
pengeluaran air. Kemudian, kakaban dipasang di atas sebatang bambu yang utuh
agar dapat terapung. Kakaban ini terbuat dari ijuk yang harus direntang
sedemikian rupa sehingga lebarnya 40 cm. Panjang kakaban ini biasanya berkisar
1,5-2 m. Kakaban dijepit dan dipaku pada bilah bambu. Kakaban yang disusun di
atas bambu utuh ini kemudian dijepit lagi dengan bambu belch agar tidak
berantakan bila ikan mas memijah.
3.
Pemijahan
Setelah
kolam pemijahan siap, induk ikan yang sudah diseleksi dimasukkan ke dalam kolam
pemijahan pada pukul 10.00. Beberapa petani memasukkan induk Setelah kolam
dipasang kakaban. Namun, tidak jarang pemasangan kakaban ini dilakukan sesudah
induk dimasukkan.
Induk
jantan dapat siap setiap scat, sedangkan induk betina mem*butuhkan waktu kurang
lebih tiga bulan sebelum siap dipakai lagi. Perbandingan antara induk jantan
dan betina yang sering dilaksanakan biasanya perbandingan berat 1 : 1.
Dalam
proses pemijahan ikan mas, ikan dirangsang dengan cara membuat lingkungan
perairan menyerupai keadaan lingkungan perairan umum dimana ikan ini memijah
secara alami atau dengan rangsangan hormon. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam pemijahan ikan mas adalah :
o
Mencuci dan mengeringkan wadah pemijahan (bak/kolam)
o
Mengisi wadah pemijahan dengan air setinggi 75-100 cm
o
Memasang hapa untuk mempermudah panen larva di bak atau di kolam dengan ukuran
4 x 3 x 1 meter. Hapa dilengkapi dengan pemberat agar tidak mengambang.
o
Memasang kakaban di tempat pemihajan (dalam hapa). Kakaban dapat berupa ijuk
yangdijepit bambu/papan dengan ukuran 1,5 x 0,4 m.
o
Memasukkan induk Ikan Mas jantan dan betina siap pijah. Jumlah induk Ikan Mas
betina yang dipijahkan tergantung pada kebutuhan benih dan luas kolam yang akan
digunakan dalam pendederan. Satu Induk Ikan Mas betina dipasangkan dengan 2
atau tiga ikan mas jantan atau bahkan lebih tergantung bobot indukan betina.
o
Mengangkat induk yang memijah dan memindahkannnya ke kolam pemeliharaan induk.
Setelah
telur berusia kurang lebih 4 hari maka telur ikan mas akan menetas menjadi
larva , beberapa saat setelah menetas larva masih mendapatkan suplai makanan
cadangan dari telur, setelah itu perlu diberi makanan tambahan berupa pelet
untuk larva, kutu air atau kuning telur rebus. Setelah kurang lebih lima hari
larva ikan mas siap ditebar di kolam pembenihan.
Oleh
karena matang kelamin induk jantan lebih cepat dibandingkan induk betina,
biasanya untuk seekor induk betina dibutuhkan beberapa ekor induk jantan. Bila
jumlah induk jantan ini tidak sesuai dengan induk betina, dikhawatirkan banyak
telur yang tidak terbuahi karena kekurangan sperma. Oleh karenanya, bila induk
betina yang akan dipijahkan seberat 3 kg, harus diimbangi dengan jantan seberat
3 kg juga meskipun mungkin jumlahnya 3-4 ekor. Untuk menjaga agar telur tidak
banyak yang ter atuh, kakaban yang dipasang haruslah cukup.
Sebagai
standar, digunakan 5-8 kakaban yang masih bagus untuk setiap kg induk betina.
Jumlah itu akan membengkak menjadi 10-15 kakaban bila kakabannya rusak. Oleh
karena itu, untuk 5 kg induk betina yang dipijahkan, harus disediakan kakaban
terpasang sebanyak 25-40 buah.
Bila
persiapan telah dilakukan dengan matang dan pergantian air berjalan dengan
normal maka pada pukul 24-00 biasanya induk ikan mas ini mulai memijah.
Biasanya, tanda-tanda pemijahan sudah terjadi sekitar pukul 20.00-22.00 yaitu
adanya aktivitas ikan jantan yang mengejar ngejar induk betina.
Sesekali
akan terdengar suara berkecipak karena induk betina ini menyembul ke permukaan
air. Induk betina yang dikejar*kejar biasanya akan lebih sering melewati air di
bawah kakaban, terkadang malah menyembul dari bawah kakaban.
Setelah
puas berkejar-kejaran, induk betina ini akan mengeluarkan telur-telurnya di
bawah kakaban. Telur tersebut langsung disemprot dengan sperma induk jantan.
Induk tersebut melakukan penijahan tetap dalam posisi berkejar-kejaran.
Telur-telur
akan dengan mudah terlihat menempel di kakaban karena warna telur ini kuning
cerah. Ada telur yang menggerombol dalam kakaban tersebut, ada pula yang
merata, tidak bertumpuk. Bila kakaban telah terisi penuh oleh telur, sedangkan
ikan-ikan tersebut masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti sebaiknya
kakaban diangkat dan diganti dengan yang barn. Setelah selesai memijah, ikan
harus cepat diangkat untuk dikembalikan ke kolam pemeliharaan induk karena
sering kali induk akan memakan telur-telurnya sendiri.
4.
Penetasan Telur
Telur-telur
kemudian ditetaskan dalam hapa, yaitu kantong berbentuk balok dengan ukuran 1 M
X 1 M X 2 m yang terbuat dari kain trilin. Hapa ini direntangkan dalam kolam
pemijahan atau kolam lain dengan patok bambu pada bagian tengah dan menempel
pematang di bagian pinggirnya.
Banyaknya
hapa disesuaikan dengan jumlah kakaban yang ada telurnya. Kakaban tersebut
diatur di atas bambu batangan sepanjang 2 m. Di atas kakaban dipasang bambu
belah yang berada di kiri-kanan bambu pertama yang dipasang di bawah kakaban.
Kemudian, di atas bambu belah ini ditempatkan gedebok pisang untuk
menenggelamkan kakaban lebih kurang 10 cm.
Pada
saat penetasan telur, aliran air dijaga tetap stabil dan jangan sampai berhenti
karena telur-telur tersebut membutuhkan air yang kaya oksigen dan stabil
suhunya. Setelah 2 hari, telur akan mulai menetas. Penetasan biasanya tidak
berlangsung sekaligus tetapi bertahap, sesuai dengan pengeluaran telurnya.
Larva
ikan yang barn menetas belum membutuhkan pakan tambahan dari luar karena masih
menyimpan pakan dalam tubuhnya berupa kuning telur (yolk sack). Selama memakan
kuning telurnya, alat-alat pencernaan benih muda ini akan terbentuk sempurna
sehingga siap menerima pakan dari luar. Namun, bukan berarti benih ini dapat
diberi pakan sembarangan. Pakan yang diberikan harus sesuai dengan yang
dibutuhkannya. Oleh karena itu, pakan yang paling cocok bagi benih yang telah
habis kuning telurnya adalah plankton yang diperoleh dengan pemupukan dasar
kolam.
Dalam
proses pemijahan ikan mas, ikan dirangsang dengan cara membuat lingkungan
perairan menyerupai keadaan lingkungan perairan umum dimana ikan ini memijah
secara alami atau dengan rangsangan hormon. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam pemijahan ikan mas adalah :
o
Mencuci dan mengeringkan wadah pemijahan (bak/kolam)
o
Mengisi wadah pemijahan dengan air setinggi 75-100 cm
o
Memasang hapa untuk mempermudah panen larva di bak atau di kolam dengan ukuran
4 x 3 x 1 meter. Hapa dilengkapi dengan pemberat agar tidak mengambang.
o
Memasang kakaban di tempat pemihajan (dalam hapa). Kakaban dapat berupa ijuk
yangdijepit bambu/papan dengan ukuran 1,5 x 0,4 m.
o
Memasukkan induk Ikan Mas jantan dan betina siap pijah. Jumlah induk Ikan Mas
betina yang dipijahkan tergantung pada kebutuhan benih dan luas kolam yang akan
digunakan dalam pendederan. Satu Induk Ikan Mas betina dipasangkan dengan 2
atau tiga ikan mas jantan atau bahkan lebih tergantung bobot indukan betina.
o
Mengangkat induk yang memijah dan memindahkannnya ke kolam pemeliharaan induk.
Setelah
telur berusia kurang lebih 4 hari maka telur ikan mas akan menetas menjadi
larva , beberapa saat setelah menetas larva masih mendapatkan suplai makanan
cadangan dari telur, setelah itu perlu diberi makanan tambahan berupa pelet
untuk larva, kutu air atau kuning telur rebus. Setelah kurang lebih lima hari
larva ikan mas siap ditebar di kolam pembenihan.
5.
Pendederan Ikan Mas
Setelah
larva cukup kuat saatnya untuk melakukan pendederan ikan mas, bisasanya
dilakukan pada kolam lumpur atau sawah meski bisa juga dilakukan pada kolam
semen. Persiapan kolam tanah adalah dengan meratakan tanah dasarnya, tebarkan
10 – 15 karung kotoran ayam, isi air setinggi kurang lebih 40 cm dan rendam
selama 5 hari tanpa aliran air. Hal ini dimaksudkan agar plankton dan sumber
makanan alami ikan mas tumbuh di kolam pendederan. Untuk ukuran kolam lumpur
100 m2 tebar 100.000 ekor larva pada pagi hari, berikan makanan tambahan berupa
tepung pelet atau pelet yang telah direndam. Pada usia telah mencapai 3 minggu
bibit ikan mas siap dipanen, untuk dijual atau dipelihara kembali pada kolam
berbeda. Hal yang sama dilakukan untuk membesarkan benih ikan mas pada ukuran
yang lebih besar, hanya saja kepadatan ikan perlu dikurangi.
6.
Usaha pembesaran Ikan Mas
Usaha
pembesaran ikan mas merupakan upaya memenuhi kebutuhan permintaan ikan mas
konsumsi, ikan mas konsumsi bisa bervariasi mulai ukuran 300 gram sampai 1 kg.
Usaha pembesaran ini bisa dilakukan di Kolam Lumpur, Keramba Jaring apung atau
Kolam Air Deras.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
Laporan diatas Diperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:
1.
Ikan mas dapat dipijahkan secara alamai, dan juga dapat dipijahkan secara semi
buatan melalui hormon rangsangan.
2.
Ikan mas baiknya dipijahkan pada ukuran 500 – 1 kg jantan umur 6-8 bulan dan
betina ukuran 2 – 4 kg dengan umur 1,5 – 2 tahun.
3.
Pemijahan semi alami merupakan salah satu tehnik pemijahan yang dilakukan
dengan menggunakan hormone ovavrim (perangsang)
4.
Perbandingan jantan dan betina pada pemijahan semi alami menggunakan 3:1 yaitu
3 kg jantan dan 1 kg betina.
5.
Larva yang dihasilkan dalam 1 kali pemijahan dapat mencapai 50.000 – 100.000
ekor/kg induk betina.
6.
Pendederan adalah kelanjutan pemeliharaan benih ikan mas dari hasil kegiatan
pembenihan untuk mencapai ukuran tertentu yang siap dibesarkan.
7.
Pemanenan dilakukan pada pagi hari hal ini dilakukan untuk menghidari terik
matahari.
B.
SARAN
1.
Sebaiknya sebelum melakukan pemijahan pemijahan induk harus ditangani
benar-benar agar induk jangan sampai stress.
2.
Apabila induk ikan mas telah memijah segeralah angkat kakaban, agar induk tidak
memakan telurnya yang ada di kakaban